KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir kembali menghantam kawasan Jabodetabek. Kerugian miliaran rupiah akibat banjir turut menekan perekonomian yang masih limbung dihantam wabah Virus Corona. Oleh karenanya para pengusaha berharap pemerintah mengambil tindakan penanggulangan serius.
Kerugian materiil akibat banjir tak bisa dianggap remeh. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, setidaknya operasional 200 gerai ritel modern stand alone milik anggota Aprindo di DKI Jakarta terganggu lantaran terendam banjir atau akses terganggu.
Aprindo menaksir potensi kerugian hingga Jumat (19/2) lalu mencapai Rp 15 miliar. Perinciannya, kerugian senilai Rp 12 miliar berasal dari potensi transaksi yang hilang akibat banjir dan Rp 3 miliar berasal dari potensi kerugian akibat barang di toko atau pusat distribusi milik peritel yang rusak akibat banjir. "
Patut dicatat, proyeksi kerugian tersebut belum termasuk kerugian yang dialami peritel non anggota Aprindo. "Angka ini juga belum termasuk potensi kerugian peritel di mal," ungkap Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey, Minggu (21/2).
Sementara potensi kerugian lain juga mengintai. Banjir berpotensi meningkatkan risiko penularan Covid-19 di daerah terdampak karena penerapan protokol kesehatan seperti menjaga jarak akan lebih sulit diterapkan di titik-titik pengungsian.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menyebutkan banjir di Jakarta dan sekitarnya telah berdampak signifikan pada pengiriman logistik. "Terutama pengiriman e-commerce dan toko ritel," katanya.
Namun ALI belum bisa menginformasikan estimasi kerugian akibat banjir terhadap industri logistik. Sebagai informasi, kerugian sektor logistik akibat banjir tahun lalu mencapai Rp 45 miliar per hari.
Tahun | Nilai kerugian |
Februari 2002 | Rp 9,8 triliun |
Februari 2007 | Rp 8,8 triliun |
Januari 2013 | Rp 1,5 triliun |
Januari-Februari 2014 | Rp 5 triliun |
Februari 2015 | Rp 1,5 triliun |
Januari 2020 | Rp 980 miliar |
Senada, Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menilai, banjir akan berdampak negatif bagi iklim bisnis. "Sudah pasti menyebabkan kegiatan ekonomi melambat karena daya beli pasti turun karena masyarakat tidak bisa keluar rumah," ujar dia.
Apindo berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan sinergi dengan pemerintah daerah lain. "Seperti dengan Bogor misalnya, karena ini juga menyangkut kawasan-kawasan di daerah sana yang mungkin penyerapan airnya sudah terlalu penuh sehingga banjir itu bisa dihindari," pungkas Sutrisno.